AKHIRNYA BBM TIDAK JADI NAIK
Akhirnya Sidang Paripurna DPR RI 30 Maret 2012
atas pembahasan kebijakan kenaikan harga BBM diumumkan dengan hasil DPR RI menolak sementara kenaikan harga BBM. Setelah
berputar-putar dengan Pasal 7 ayat 6 Undang-undang APBN, setelah berhari-hari
menyiksa rakyat, setelah banyak bermain sandiwara, keluarlah keputusan voting yang paling aneh di DPR RI dengan 82 suara Menolak Kenaikan Harga BBMsementara 356 suara menolak sementara kenaikan harga
BBM tetapi menyetujui kenaikan BBM kalau
harga minyak dunia melebih 15% harga perhitungan minyak dalam APBN dalam 6
bulan terakhir. Sementara itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra
tidak ikut Voting karena sudah melakukan aksi Walk Out. Itulah keputusan yang
paling aneh dan hanya mencerminkan Drama politik yang dipertontonkan
Anggota-anggota Dewan kita yang “Terhormat”.
Jangan Pernah
Menyalahkan Demonstran atau Rakyat
Kalau mereka yang ada di Senayan asyik dengan
drama-dramanya, masyarakat kita yang dipelopori mahasiswa berdemo di jalan
dengan segala resiko. Dan ketika demo-demo menjadi anarkis, Ketika para
demonstran membakar pos polisi, mobil polisi dan fasilitas umum lainnya, mereka
berkata bahwa demonstrasi hanya meresahkan masyarakat dan menimbulkan kerusakan saja. Para demonstran harus ditangkap dan diadili. Tapi sebenarnya yang
demo itu masyarakat kita juga. Yang didemokan adalah kepentingan kelangsungan
hidup mereka yang akan semakin terhimpit. Dan bila dihitung, Berapa besarkah
nilai kerusakan yang ditimbulkan para demonstran? Kerusakannya pastilah kasat
mata dan dengan mudah bisa dihitung.
Coba kita kaji disisi lainnya dimana para pejabat
serakah dan koruptor menggerogoti uang Negara, para politisi sibuk dengan
kepentingan partainya dan selalu membodoh-bodohi rakyat, berapa besar kerugian
bangsa yang ditimbulkannya baik moril dan materil? Sangat Jauh lebih besar dan
sangat sulit dikalkulasi.
Umumnya masyarakat Kita
Tidak Bodoh Dengan Perhitungan Subsidi.
Sebenarnya masyarakat kita mempunyai rasa toleransi yang sangat tinggi. Kalau saja mereka para pemimpin bangsa ini mau bertanya
kepada satu persatu rakyatnya, apakah benar mereka tidak setuju subsidi
dicabut? Hampir seratus persen masyarakat kita setuju kalau subsidi dicabut.
Mereka paham atas perhitungan-perhitungannya dan mengerti atas alasannya. Tapi
mereka menolak kebijakan tersebut untuk saat ini. Mereka menolak karena saat
ini kehidupan sudah sangat sulit dan mereka yakin sekali bila subsidi dicabut
harga-harga bahan pokok akan menjulang tinggi dan semakin menghimpit kehidupan
mereka. Rakyat yakin sekali bahwa masih ada cara
lain mengatasi ketimpangan APBN karena dampak kenaikan harga minyak dunia.
Jadi, sekarang bukanlah saat
yang tepat untuk menaikkan harga BBM atau mencabut
subsidinya.
Nasib Demokrat Paska
Penolakan Kenaikan Harga BBM
Sejak kemarin hingga dalam Sidang Paripurna DPR tadi
secara mengejutkan Golkar mengikuti jejak PKS menolak kenaikan harga BBM per 1
april 2012. Hampir senada dengan itu PKB dan PPP juga mengisyaratkan kurang
setuju kenaikan harga BBM. Hanya PAN yang menjadi Rexona alias setia setiap
saat. Lalu bagaimana nasib Setgab maupun Koalisi Demokrat?
Sudah jelas sekarang bagaimana akhirnya Demokrat
ditinggal oleh para sahabatnya baik dari PKS , Golkar dan partai pendukung
koalisi lainnya. Tidak ada dukungan lagi di Rapat Paripurna akan usulan
kenaikan BBM. Itu tidak mengherankan Karena dalam dunia politik terkenal
dengan slogan Tiada Teman Yang
Abadi. Demokratpun akhirnya mengatakan ingin
menunda kenaikan harga BBM.
Dan selanjutnya bagaimana nasib Demokrat pasca
penolakan kenaikan BBM apakah Demokrat bisa tetap survive melanjutkan
perjalanan politiknya hingga tahun 2014. Yang pasti pengalaman membuktikan
bahwa seharusnya dari awal Demokrat tidaklah perlu untuk “membeli” teman-teman,
tidak perlu mengiming-imingi koalisi dengan jabatan menteri atau apapun karena
terbukti itu sama sekali tidak efektif dan menimbulkan sakit hati bila teman-temannya
meninggalkannya.
Kalau Mau Selamat SBY
Harus jadi Negarawan
Harga minyak dunia tinggi, kuota APBN tersedot untuk
subsidi BBM tapi tentunya masih ada dana tersedia dari APBN yang bisa
dimanfaatkan. Kalau saja SBY berpikir sebagai negarawan tentunya ia bisa
berupaya memangkas anggaran belanja Negara, membuang segala pemborosan dari
dana operasional pemerintah, mengefektifkan semua pemasukan Negara, Membuat
kebijaksanaan baru yang pro rakyat dan memfilter habis alat-alat pemerintah
yang tidak efektif.
Berpikir sebagai negarawan akan membuat SBY membuang
segala kepentingan partainya kedepan, menyingkirkan kepentingan dirinya dan
keluarganya sehingga mampu menarik maupun merekrut parah ahli untuk
bersama-sama membangun negeri ini. Hanya itu satu-satunya
cara menyelamatkan nama besarnya sebagai Presiden pertama republic ini yang
dipilih langsung oleh rakyatnya.
Catatan Pinggir Dari
Rapat Paripurna
Dari rapat tersebut diatas terlihat jelas bahwa PKS
adalah partai yang sama sekali tidak punya prinsip. Setiap saat suaranya bisa
berubah-ubah. Partai Golkarpun mirp halnya dengan PKS dengan cara memainkan
peran abu-abunya. Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan
Pembangunan juga merupakan partai bingung.
Partai Demokrat bisa dinilai konsisten tetapi tidak
aspiratif, Partai Amanat Rakyat bisa dibilang konsisten, Partai PDIP cukup
konsisten, Partai Gerindra dan partai Hanura juga cukup konsisten.
Selanjutnya semuanya kembali kepada rakyat apakah
tetap mempercayai Pemerintahnya dan DPR nya ataukah membuat gerakan baru untuk
merubah karakter Pemain-pemain sandiwara di negeri ini.
sumber : Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
Masukan komentar anda, karena komentar anda sangat berguna bagi kemajuan blog ini.
Terima Kasih. .